
loading…
Gencatan senjata Thailand dan Kamboja diprediksi tidak akan berjalan efektif. Foto/X/@war_noir
Kedua pihak telah sepakat untuk membekukan garis depan di tempat mereka berada sekarang dan mengizinkan warga sipil yang tinggal di daerah perbatasan untuk kembali ke rumah, menghentikan hampir tiga minggu bentrokan hebat yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan hampir satu juta orang mengungsi.
Melansir BBC, gencatan senjata mulai berlaku pada siang hari waktu setempat (05:00 GMT) pada hari Sabtu. Setelah berlaku selama 72 jam, 18 tentara Kamboja yang ditahan oleh Thailand sejak Juli akan dibebaskan, kata pernyataan itu.
Terobosan ini terjadi setelah berhari-hari pembicaraan antara kedua negara, dengan dukungan diplomatik dari China dan AS.
Perjanjian tersebut memprioritaskan pemulangan para pengungsi ke rumah mereka, dan juga mencakup kesepakatan untuk membersihkan ranjau darat.
Gencatan Senjata Thailand dan Kamboja Diprediksi Tidak Akan Berjalan Efektif
1. Ujian Ketulusan
Menteri Pertahanan Thailand, Natthaphon Narkphanit, menggambarkan gencatan senjata sebagai ujian bagi “ketulusan pihak lain”.
“Jika gencatan senjata gagal terwujud atau dilanggar, Thailand tetap memiliki hak yang sah untuk membela diri berdasarkan hukum internasional,” katanya kepada wartawan, dilansir BBC.
Thailand enggan menerima gencatan senjata tersebut, dengan mengatakan bahwa gencatan senjata sebelumnya tidak diterapkan dengan benar. Mereka juga merasa kesal dengan apa yang mereka anggap sebagai upaya Kamboja untuk menginternasionalisasi konflik.