loading…
Situs PLTN Zaporizhzhia, yang merupakan fasilitas nuklir terbesar di Eropa, terbakar. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh pasukan Rusia yang membakarnya. Foto/X @ZelenskyyUa
Perang antara kedua negara yang kini memasuki tahun ketiga telah memasuki babak baru, di mana Ukraina menginvasi balik dan menduduki wilayah Kursk, Rusia, untuk pertama kalinya sejak pekan lalu.
Moskow merebut PLTN Zaporizhzhia, yang sebelumnya berada di wilayah Ukraina, tak lama setelah perang pecah pada tahun 2022.
Enam reaktor nuklirnya dalam kondisi mati dingin dan tidak ada aktivitas nuklir yang tercatat pada hari Minggu, tetapi risiko kehancuran nuklir secara keseluruhan tetap tinggi.
“Saat ini, tingkat radiasi berada dalam kisaran normal,” kata Zelensky dalam sebuah posting di X yang menyertakan sebuah video, seperti dikutip dari Politico, Senin (12/8/2024).
“Selama teroris Rusia mempertahankan kendali atas pabrik nuklir tersebut, situasinya tidak dan tidak akan bisa normal.”
“Sejak hari pertama penyitaannya, Rusia telah menggunakan PLTN Zaporizhzhia hanya untuk memeras Ukraina, seluruh Eropa, dan dunia,” imbuh dia.
Ada kekhawatiran yang meluas tentang keselamatan PLTN tersebut, yang terletak di tepi selatan Sungai Dnipro sekitar 50 kilometer barat daya Zaporizhzhia.
“Perang selama dua tahun sangat membebani keselamatan nuklir di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia,” kata Rafael Mariano Grossi, direktur jenderal Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada bulan April, setelah Rusia menyerang fasilitas tersebut untuk pertama kalinya selama perang.