Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Eropa Tak Bisa Mempertahankan Diri Melawan Rusia, Ini 6 Penyebabnya



loading…

Eropa tak bisa mempertahankan diri melawan Rusia. Foto/X

WASHINGTON – Pemerintahan Donald Trump telah mengirimkan pesan yang jelas kepada Eropa : Kalian harus berjuang sendiri.

Dalam tiga bulan yang memusingkan, Gedung Putih telah membalikkan kebijakan luar negeri Amerika selama beberapa dekade, berjanji untuk mengurangi kehadirannya di benua itu, dan berusaha mengakhiri perang Rusia di Ukraina, meskipun itu berarti menyerahkan tanah Ukraina ke Moskow.

Eropa Tak Bisa Mempertahankan Diri Melawan Rusia, Ini 6 Penyebabnya

1. 80 Tahun, Eropa Jadi Sekutu AS

Realitas baru adalah kenyataan yang masih harus disesuaikan oleh Eropa. Namun, 80 tahun setelah sekutu Amerika dan Eropa memaksa Nazi Jerman menyerah, masa depan di mana benua itu dibiarkan sendiri untuk mempertahankan diri dari ancaman Rusia tidak lagi menjadi hipotesis.

“Eropa telah hidup selama 80 tahun dalam situasi di mana perdamaian diberikan begitu saja. Dan tampaknya perdamaian ditawarkan secara cuma-cuma,” kata Roberto Cingolani, mantan menteri pemerintah Italia yang kini menjadi kepala eksekutif raksasa pertahanan Eropa Leonardo, kepada CNN saat kunjungan baru-baru ini ke kantor pusat perusahaan tersebut di Italia utara.

“Sekarang, tiba-tiba, setelah invasi (ke) Ukraina, kami menyadari bahwa perdamaian harus dipertahankan.”

Baca Juga: Panglima Israel Tolak Invasi Besar-besaran ke Gaza, Ini Pemicu Utamanya

2. Eropa Terlambat Tutupi Lubang Kelemahan Militernya

Perlombaan sengit tengah berlangsung di negara-negara anggota NATO di Eropa untuk mempersiapkan benua itu jika terjadi konfrontasi dengan Rusia. Perlombaan ini dapat dimenangkan: Eropa membanggakan militer yang besar dan cukup mahal untuk setidaknya menutupi sebagian lubang yang mengancam akan ditinggalkan Washington.

Namun, angkatan bersenjata di Eropa Barat membutuhkan masuknya dana dan keahlian yang serius untuk mempersiapkan diri menghadapi skenario terburuk.

3. Eropa Kekurangan Dana

Dalam beberapa tahun terakhir, Inggris, Prancis, dan Jerman telah memompa dana ke militer mereka yang menua setelah pengeluaran yang stagnan selama pertengahan tahun 2010-an.

Namun, mungkin butuh beberapa tahun hingga dampak dana tersebut terasa di garis depan. Jumlah pasukan, persenjataan, dan kesiapan militer telah berkurang di Eropa Barat sejak berakhirnya Perang Dingin. “Tingkat atrisi yang tinggi dalam Perang Ukraina telah menyoroti kekurangan negara-negara Eropa saat ini,” tulis Institut Internasional untuk Studi Strategis, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di London, dalam tinjauan lugas tentang pasukan Eropa tahun lalu.

4. Tertatih-tatih untuk Mandiri

Negara-negara yang lebih dekat dengan perbatasan Rusia bergerak lebih cepat. Pemerintahan Trump memuji Polandia sebagai contoh kemandirian.

“Kami melihat Polandia sebagai sekutu teladan di benua ini: bersedia berinvestasi tidak hanya dalam pertahanan mereka, tetapi juga dalam pertahanan bersama dan pertahanan benua ini,” kata Menteri Pertahanan Pete Hegseth di Warsawa selama pertemuan bilateral Eropa pertama pada masa jabatan kedua Trump.

Namun, peningkatan pesat anggaran pertahanan Polandia lebih berkaitan dengan ketegangannya sendiri yang telah berlangsung turun-temurun dengan Rusia daripada keinginan untuk mendapatkan tempat di hati Trump. Warsawa dan Washington berselisih pendapat mengenai konflik di Ukraina; Polandia selama bertahun-tahun telah memperingatkan Eropa tentang ancaman yang ditimbulkan oleh Rusia, dan telah dengan teguh mendukung tetangganya itu saat mempertahankan wilayah dari serangan Putin.

5. Bagaimana pun Eropa Adalah Garis Depan AS

AS telah menempatkan pasukan di Eropa sejak berakhirnya Perang Dingin, dan jumlah mereka telah bertambah sejak invasi besar-besaran Rusia, dengan sekitar 80.000 di benua itu tahun lalu, menurut laporan Kongres. Namun, pengerahan pasukan itu masih jauh lebih kecil dibandingkan pada puncak Perang Dingin, ketika hampir setengah juta pasukan Amerika ditempatkan di Eropa.

Selama beberapa dekade, kebijakan luar negeri Amerika menekankan pentingnya pengerahan pasukan itu tidak hanya bagi keamanan Eropa, tetapi juga bagi keamanannya sendiri. Pasukan di benua itu menyediakan pertahanan garis depan, membantu melatih pasukan sekutu, dan mengelola hulu ledak nuklir.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *