Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Eks Jenderal Tertinggi Ukraina Ungkap Senjata Rahasia AS dalam Perang Melawan Rusia



loading…

Jenderal (Purn) Valery Zaluzhny, mantan panglima militer Ukraina, mengungkap apa yang dia sebut sebagai senjata rahasia AS dalam perang melawan Rusia. Foto/Kantor Pers Kepresidenan Ukraina

KYIV Jenderal (Purn) Valery Zaluzhny, mantan panglima militer Ukraina, mengungkap apa yang dia sebut sebagai “senjata rahasia Amerika Serikat (AS)” dalam perang melawan Rusia. Senjata rahasia yang dia maksud adalah pusat komando Amerika di Wiesbaden, Jerman.

Namun, mantan jenderal tertinggi Kyiv tersebut meremehkan partisipasi langsung Washington dalam permusuhan melawan Moskow.

Penilaiannya tentang keterlibatan Amerika tampaknya bertentangan dengan laporan yang diterbitkan oleh New York Times pada bulan Maret, yang mengatakan peran Washington lebih signifikan daripada yang diakui publik. Laporan tersebut mengeklaim bahwa AS tidak hanya memasok senjata dan intelijen ke Kyiv, tetapi secara aktif merencanakan misi tempur Ukraina.

Dalam sebuah unggahan Facebook pada hari Selasa, Zaluzhny menyatakan bahwa masukan dari para perwira Barat di pusat komando AS di Wiesbaden terbatas pada penilaian kebutuhan Ukraina, bukan pengarahan operasi.

Zaluzhny, yang saat ini menjabat sebagai duta besar Ukraina di London, menjelaskan bahwa pusat tersebut didirikan untuk memperlancar logistik pasokan senjata Barat. Perannya kemudian diperluas untuk menganalisis operasi yang direncanakan oleh angkatan bersenjata Ukraina sesuai dengan standar NATO guna menyiapkan pasokan.

“Dengan dukungan Inggris, Wiesbaden mendapat angin kedua,” ujarnya, seperti dikutip dari RT, Rabu (9/4/2025).

The Times menggambarkan pusat komando Wiesbaden sebagai tempat para perwira Amerika dan Ukraina mengembangkan strategi melawan Rusia “berdampingan”, sementara intelijen AS memandu strategi pertempuran gambaran besar dan menyalurkan informasi penargetan yang tepat kepada para prajurit Ukraina.

Seorang kepala mata-mata Eropa yang dikutip dalam artikel tersebut menyatakan keterkejutannya tentang tingkat keterlibatan, dengan menyatakan bahwa sekutu NATO negaranya sekarang menjadi bagian dari rantai pembunuhan.

Mengomentari laporan New York Times minggu lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menyatakan bahwa surat kabar tersebut hanya memvalidasi pernyataan Rusia tentang peran yang dimainkan oleh AS dan Inggris dalam kudeta bersenjata tahun 2014 di Kyiv dan militerisasi Ukraina berikutnya.

Surat kabar Amerika tersebut menyesalkan bahwa Presiden AS Donald Trump menarik diri dari “kemitraan yang disegel di Wiesbaden”, karena dia bertujuan untuk meredakan konflik Ukraina dan membangun kembali hubungan dengan Rusia.

(mas)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *