Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ceroboh, AS Tak Sengaja Bocorkan Rencana Perang Melawan Houthi kepada Wartawan



loading…

Ceroboh, AS tak sengaja bocorkan rencana perang melawan Houthi kepada wartawan. Foto/Screenshot Signal/The Atlantic

WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) akui tidak sengaja membagikan “rencana perang Amerika melawan kelompok Houthi Yaman” kepada seorang wartawan.

Tindakan ceroboh ini bermula ketika seorang wartawan Amerika tiba-tiba dimasukkan dalam grup Signal yang di dalamnya terdapat para pejabat senior AS di tim keamanan nasional Presiden Donald Trump.

Wartawan tersebut, Jeffrey Goldberg—pemimpin redaksi The Atlantic—telah menerbitkan sebuah artikel dengan tangkapan layar percakapan di grup Signal tersebut. Obrolan sensitif itu berlangsung selama beberapa minggu.

Goldberg menjelaskan bahwa dia ditambahkan ke grup Signal pada 13 Maret oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz. Grup tersebut, yang diberi nama “Houthi PC small group”, difokuskan pada koordinasi tindakan terkait Houthi.

Pesan pertama di grup dari Waltz, menurut Goldberg, berbunyi: “Tim—membentuk kelompok prinsip untuk koordinasi terkait Houthi, khususnya selama 72 jam ke depan. Wakil saya Alex Wong sedang menyusun tim harimau di tingkat deputi/Kepala Staf lembaga setelah rapat di Sit Room pagi ini untuk item tindakan dan akan mengirimkannya nanti malam.”

Secara keseluruhan, 18 pejabat berada dalam obrolan grup tersebut, kata Goldberg, termasuk Wakil Presiden JD Vance, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Pertahanan Pete Hegseth, Utusan Khusus Trump untuk Timur Tengah Steve Witkoff, dan Direktur CIA John Ratcliffe.

Salah satu topik utama yang dibahas dalam pesan tersebut adalah kampanye militer yang akan datang, dengan Hegseth mendesak grup tersebut untuk bergerak maju tanpa penundaan.

Dia menekankan bahwa tujuannya adalah untuk memulihkan kebebasan navigasi dan membangun kembali pencegahan, “yang digagalkan Biden”.

Pada 15 Maret, hari dimulainya serangan AS, Goldberg mengatakan bahwa Hegseth membagikan rincian operasional serangan tersebut, termasuk informasi tentang target, senjata, dan urutan serangan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *