loading…
Warga Hiroshima, Jepang, memperingati 79 tahun pengeboman nuklir Amerika Serikat. Saat itu, bom nuklir Little Boy dijatuhkan, membunuh sekitar 140.000 orang. Foto/EPA-EFE/JIJI PRESS
Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui sekarang mendesak para pemimpin dunia untuk menjauh dari senjata nuklir di tengah konflik global termasuk invasi Rusia ke Ukraina dan perang Israel-Hamas di Timur Tengah.
Momen hening dilakukan pada pukul 08.15 pagi, tepat pada waktu bom nuklir dijatuhkan oleh pesawat pengebom AS Enola Gay dan diledakkan di atas kota tersebut pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang pada akhir tahun tersebut.
Dalam Deklarasi Perdamaian, yang dibacakan selama upacara tahunan di Taman Peringatan Perdamaian, Wali Kota Matsui menyerukan persatuan dan kepercayaan melalui dialog untuk mendorong peralihan dari pencegahan nuklir.
“Menurut saya, tragedi global ini memperdalam ketidakpercayaan dan ketakutan di antara negara-negara, memperkuat asumsi publik bahwa, untuk menyelesaikan masalah internasional, kita harus mengandalkan kekuatan militer, yang seharusnya kita tolak,” katanya.
Dia mengatakan Perang Dingin diakhiri melalui dialog antara Mikhail Gorbachev, pemimpin terakhir Uni Soviet, dan Presiden AS saat itu Ronald Reagan.
“Untuk memadamkan kecurigaan dan keraguan yang menciptakan konflik, masyarakat sipil harus memupuk lingkaran kepercayaan melalui pertukaran dan dialog dengan mempertimbangkan orang lain,” kata Matsui, seperti dikutip Kyodo News.
Perdana Menteri Fumio Kishida, yang mewakili daerah pemilihan di Hiroshima, juga akan memberikan sambutan pada upacara tersebut.
Upacara tersebut dihadiri oleh sekitar 50.000 orang, termasuk perwakilan dari 109 negara dan Uni Eropa, pada saat ancaman nuklir telah berulang kali dilontarkan oleh Rusia dalam invasinya ke Ukraina, sementara perang Israel dengan Hamas berisiko meluas menjadi konflik yang lebih luas.