loading…
Banyak warga Ukraina tak mau ikut wajib militer. Foto/AP
Seorang anggota partai oposisi Tanah Air, yang memiliki 24 kursi di Verkhovna Rada yang beranggotakan 450 orang, Yevtushok membuat pernyataan mengejutkan itu di saluran TV Novosti.Live.
“Mereka menghentikan seseorang, menyalakan peralatan perang elektronik sehingga dia tidak dapat menelepon ke mana pun – menelepon kerabatnya atau mungkin pengacara,” kata Yevtushok, dilansir RT.
“Mereka memaksanya masuk ke mobil dan membawanya ke kantor pendaftaran dan pendaftaran militer.” Yevtushok menunjukkan bahwa praktik ini jelas melanggar hukum Ukraina, tetapi tampaknya meluas dan sepenuhnya berhasil.
“Dalam dua atau tiga jam, seseorang menjalani pemeriksaan medis, dan keesokan paginya dia sudah berada di tempat pelatihan,” tambah anggota parlemen tersebut.
Kiev telah lama berjuang untuk mengganti kerugian di medan perang. Jenderal Aleksandr Syrsky, komandan angkatan bersenjata Ukraina, telah mengakui bahwa rekrutan baru mendapatkan empat minggu pelatihan dasar dan hingga empat minggu pelatihan khusus sebelum dikirim ke medan perang.
“Dinamika di garis depan mengharuskan kami untuk menempatkan prajurit wajib militer ke dalam dinas sesegera mungkin,” kata Syrsky kepada Christiane Amanpour dari CNN dalam sebuah wawancara.
Ukraina mengumumkan mobilisasi umum pada bulan Februari 2022, setelah eskalasi konflik dengan Rusia. Proses ini telah dirusak oleh penghindaran wajib militer dan korupsi yang meluas, sementara banyak video telah menunjukkan petugas wajib militer menahan paksa para rekrutan.
Awal tahun ini, Kiev menurunkan usia wajib militer menjadi 25 tahun dan secara signifikan memperketat aturan mobilisasi. Sebuah petisi yang baru-baru ini beredar telah mendesak pemerintah untuk menurunkan usia maksimum wajib militer menjadi 50 tahun, turun dari usia saat ini 60 tahun.
(ahm)