loading…
Iran anggap pengerahan sistem rudal THAAD Amerika ke Israel sebagai perang psikologis. Foto/Ben Listerman/MDA/Wikimedia Commons
Itu disampaikan Menteri Pertahanan Iran Aziz Nasirzadeh ketika situasi Timur Tengah tetap tegang karena Tel Aviv bersiap melakukan serangan balasan terhadap Teheran.
Pentagon mengatakan pada Selasa lalu bahwa pasukan AS telah tiba di Israel sebagai bagian dari penempatan sistem rudal Terminal High Altitude Area Defense (THAAD).
Baterai sistem rudal canggih tersebut akan meningkatkan pertahanan Israel terhadap potensi serangan balik Iran.
“Kami melihat penempatan itu sebagai bagian dari perang psikologis. Itu tidak menjadi masalah besar bagi kami,” tulis kantor berita pemerintah Iran; IRNA, Kamis (17/10/2024), mengutip pernyataan Nasirzadeh.
Juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder mengatakan pada Selasa bahwa tim pendahulu personel AS dan komponen awal yang dibutuhkan untuk baterai sistem rudal THAAD telah tiba di Israel, dengan baterai penuh diharapkan akan segera beroperasi.
“Penempatan tersebut menegaskan komitmen Amerika Serikat untuk membela Israel dan untuk membela warga Amerika di Israel dari serangan rudal balistik apa pun oleh Iran,” kata Ryder.
Sistem THAAD dioperasikan oleh 95 tentara dan terdiri dari enam peluncur yang dipasang di truk dengan masing-masing delapan pencegat, radar, dan komponen pengendali tembakan, menurut Layanan Riset Kongres AS.
Sistem tersebut dirancang untuk mencegat rudal balistik jarak pendek, sedang, dan menengah.
Pada 1 Oktober, Iran meluncurkan lebih dari 180 rudal ke Israel sebagai balasan atas terbunuhnya kepala Hizbullah Hassan Nasrallah dan komandan Iran Abbas Nilforoushan di Beirut bulan lalu.