Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

AS Keluarkan Gelombang Pertama Sanksi Iran setelah Gencatan Senjata Perang 12 Hari



loading…

AS menerapkan sanksi terhadap Iran. Foto/tehran times

WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengeluarkan gelombang sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran. Ini menjadi sanksi pertama terhadap sektor energi Teheran sejak gencatan senjata yang didukung Washington antara Israel dan Iran mulai berlaku bulan lalu.

Di antara mereka yang menjadi sasaran sanksi yang diumumkan pada hari Kamis (4/7/2025) adalah pengusaha Irak Salim Ahmed Said dan perusahaannya yang berbasis di Uni Emirat Arab (UEA), yang dituduh AS menyelundupkan minyak Iran dengan mencampurnya dengan minyak Irak.

“Perilaku Iran telah menghancurkannya. Meskipun memiliki banyak kesempatan untuk memilih perdamaian, para pemimpinnya telah memilih ekstremisme,” ungkap Menteri Keuangan AS Scott Bessent.

“Departemen Keuangan akan terus menargetkan sumber pendapatan Teheran dan mengintensifkan tekanan ekonomi untuk mengganggu akses rezim tersebut ke sumber daya keuangan yang memicu kegiatan destabilisasinya,” papar dia.

Setelah gencatan senjata dicapai pada 24 Juni, Presiden AS Donald Trump mengatakan China dapat membeli minyak Iran, yang mengisyaratkan AS mungkin mencabut sanksinya terhadap ekspor energi Teheran.

Namun, janji itu tidak bertahan lama. Trump menulis dalam unggahan media sosial pekan lalu bahwa ia “segera menghentikan semua pekerjaan untuk keringanan sanksi” sebagai tanggapan atas pernyataan Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei yang mengklaim kemenangan atas Israel.

Presiden AS juga mengatakan ia menghentikan Israel dari membunuh Khamenei, menyelamatkannya dari “KEMATIAN YANG SANGAT BURUK DAN TERHINA”.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *