Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Apa Motif Perang Trump Melawan Harvard?



loading…

Donald Trump memiliki banyak motif untuk melawan Universitas Harvard. Foto/X/@DDNewslive

WASHINGTON – Harvard adalah lelucon, mengajarkan Kebencian dan Kebodohan, dan seharusnya tidak lagi menerima Dana Federal. Itu diungkapkan Presiden AS Donald Trump dalam sebuah unggahan media sosial.

Mata Trump yang penuh amarah tertuju pada institusi swasta Ivy League tersebut, menyerukan pencabutan kontrak penelitian pemerintahnya, memangkas setidaknya USD2,2 miliar dalam pendanaan multi-tahun, dan mengusulkan larangan menerima mahasiswa internasional.

Trump telah menangguhkan pendanaan federal untuk tujuh universitas besar AS—termasuk Columbia, Brown, Cornell, Northwestern, University of Pennsylvania, dan Princeton.

Menurut media lokal, Trump juga telah memerintahkan Internal Revenue Service untuk mulai mencabut status bebas pajak universitas tersebut.

Apa Motif Perang Trump Melawan Harvard?

1. Harvard Tak Mau Didikte oleh Trump

Presiden Harvard Alan Garber kini tengah dikritik karena ia menolak tuntutan pengawasan dan supervisi oleh Gedung Putih. “Tidak ada pemerintah – terlepas dari partai mana yang berkuasa – yang boleh mendikte apa yang boleh diajarkan universitas swasta, siapa yang boleh diterima dan dipekerjakan, dan bidang studi dan penyelidikan apa yang boleh ditekuni,” jawab Garber dalam suratnya.

Baca Juga: Bertarung Jadi Mediator di Pusaran Konflik Timur Tengah

2. Semua Berawal dari Harvard Mendukung Palestina

Semuanya berawal dari protes atas Palestina.

Pemerintahan Trump mengklaim bahwa universitas, termasuk Harvard, gagal melindungi mahasiswa Yahudi dari pelecehan selama protes kampus nasional terhadap perang genosida Israel di Gaza. Mereka juga menuduh universitas mengizinkan dukungan bagi kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Dalam serangkaian langkah yang dipimpin oleh Partai Republik, pemerintah telah menargetkan universitas tempat protes semacam itu terjadi, dengan tuduhan antisemitisme yang meluas. Para pengunjuk rasa menyatakan bahwa mereka mengecam tindakan Israel di Gaza, bukan menyebarkan kebencian.

Universitas Columbia—pusat protes lainnya—setuju pada bulan Maret untuk pengawasan federal atas departemen Studi Timur Tengahnya setelah pemerintah mengancam akan menarik dana federal sebesar USD400 juta.

Khususnya untuk Harvard, pemerintahan Trump telah memerintahkan universitas untuk menindak para pengunjuk rasa, menyaring mahasiswa internasional yang “memiliki sikap bermusuhan terhadap nilai-nilai Amerika,” dan memberlakukan reformasi kepemimpinan yang lebih luas. Itu termasuk perubahan pada kebijakan penerimaan mahasiswa, pengakuan klub mahasiswa.

Pemerintah juga menuntut Harvard mengaudit fakultas dan badan mahasiswanya untuk memastikan adanya berbagai pendapat di setiap departemen dan melakukan diversifikasi dengan menerima mahasiswa tambahan dan merekrut fakultas baru. Yang membuat Harvard menonjol adalah penolakannya untuk patuh. Universitas tersebut menentang Trump, dengan mengutip Amandemen Pertama, sangat kontras dengan beberapa universitas lain yang telah tutup karena tekanan dari Gedung Putih.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *