Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Aneh Bin Ajaib, Kota Hitam Jeju Air Berhenti Merekam sebelum Kecelakaan



loading…

Kota hitam pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan berhenti merekam saat insiden itu terjadi. Foto/X/@griffkillion

SEOUL – Kotak hitam yang menyimpan data penerbangan dan perekam suara kokpit untuk pesawat Jeju Air yang jatuh dan menewaskan 179 orang berhenti merekam empat menit sebelum bencana.

Itu diungkapkan kementerian transportasi Korea Selatan pada hari Sabtu.

Boeing 737-800 terbang dari Thailand ke Muan, Korea Selatan, pada tanggal 29 Desember membawa 181 penumpang dan awak saat mendarat darurat di bandara Muan dan meledak dalam bentuk bola api setelah menghantam penghalang beton.

Itu adalah bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di tanah Korea Selatan.

“Analisis mengungkapkan bahwa data CVR dan FDR tidak terekam selama empat menit menjelang tabrakan pesawat dengan localizer,” kata kementerian transportasi dalam sebuah pernyataan, mengacu pada dua perangkat perekam.

Localizer adalah penghalang di ujung landasan pacu yang membantu pendaratan pesawat dan disalahkan karena memperburuk tingkat keparahan kecelakaan.

Perekam data penerbangan yang rusak dianggap tidak dapat dipulihkan untuk ekstraksi data oleh otoritas Korea Selatan, yang mengirimkannya ke Amerika Serikat untuk dianalisis di laboratorium Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS.

Baca Juga: Indonesia Makin Menguat dalam Percaturan Geopolitik

Namun, tampaknya kotak-kotak yang berisi petunjuk tentang saat-saat terakhir penerbangan tersebut mengalami kehilangan data, sehingga pihak berwenang berusaha mencari tahu apa yang terjadi.

“Rencana telah disusun untuk menyelidiki penyebab hilangnya data selama investigasi kecelakaan yang sedang berlangsung,” kata kementerian tersebut.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *