Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Ahmed Manasra Ditangkap Israel saat Berusia 13 Tahun, Kini Dia Dibebaskan dan Jadi Ikon Perlawanan Palestina



loading…

Ahmed Manasra menjadi ikon perlawanan Palestina. Foto/X/@SuppressedNws

GAZA – Ahmed Manasra, seorang pria Palestina yang dipenjara oleh Israel karena melakukan penyerangan saat berusia 13 tahun telah dibebaskan setelah hampir satu dekade di penjara.

Ahmed Manasra, yang kini berusia 23 tahun, menjadi simbol gelombang kekerasan Israel-Palestina yang dimulai pada tahun 2015.

Rekaman pengawasan menunjukkan dia dan sepupunya yang berusia 15 tahun, Hassan, mengacungkan pisau dapur besar di pemukiman Yahudi di Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel. Hassan melukai seorang anak laki-laki Israel berusia 13 tahun dan seorang pria Israel sebelum dia ditembak mati oleh polisi.

Kasus Manasra telah lama menjadi fokus kelompok hak asasi manusia. Amnesty International mengatakan ia mengalami “perlakuan buruk yang mengejutkan”, termasuk kurungan isolasi selama hampir dua tahun, yang menyebabkannya mengalami penyakit mental serius.

Pengacaranya, Khaled Zabarqa mengatakan kepada BBC bahwa ia dibebaskan setelah menjalani hukumannya.

Orang Israel melihat usia Manasra dan sepupunya yang masih muda pada saat penyerangan sebagai bukti bahwa mereka telah diindoktrinasi oleh propaganda.

Setelah penusukan, Manasra melarikan diri dari tempat kejadian dan tertabrak mobil. Sebuah video grafis yang dibagikan secara luas di media sosial menunjukkan Manasra tergeletak berdarah deras di jalan dan seorang warga Israel yang lewat mencemooh dan mengejeknya.

Rekaman ini memicu kemarahan di dunia Arab dan banyak yang berasumsi bahwa bocah itu sudah meninggal. Namun, beberapa hari kemudian otoritas Israel menerbitkan foto dirinya yang sedang dirawat di rumah sakit.

Kemudian, Manasra dihukum karena percobaan pembunuhan dan dijatuhi hukuman sembilan setengah tahun penjara.

Dokter mengatakan bahwa ia menderita skizofrenia di balik jeruji besi dan mencoba menyakiti orang lain dan dirinya sendiri.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *