Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

70 Eks Tentara Wanita Israel Desak Pemerintahan Netanyahu Bebaskan Tawanan Gaza



loading…

4 tentara wanita Israel melambaikan tangan saat acara pembebasan dalam perjanjian gencatan senjata di Kota Gaza pada 25 Januari 2025. Foto/Khalil Ramzi Alkahlut/Anadolu Agency

TEL AVIV – Puluhan mantan tentara wanita Israel menggelar unjuk rasa di luar Kementerian Pertahanan (Kemhan) di Tel Aviv.

Mereka menyerukan pembebasan tentara pendudukan Matan Angrest, yang telah ditahan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Menurut harian berbahasa Ibrani Maariv, 70 mantan tentara wanita berkumpul di tempat yang dikenal sebagai “Lapangan Sandera” di Tel Aviv, ditemani anggota keluarga Angrest.

Dari sana, mereka berbaris menuju Jalan Sha’ar Begin di distrik Kirya, tempat Kementerian Pertahanan berada.

Para demonstran mengenakan celana panjang hitam dan kemeja hijau zaitun yang menyerupai seragam yang dikenakan Matan saat ia ditangkap dari dalam tank di pos militer Nahal Oz dekat pagar Gaza.

Protes yang bertajuk “Semua mata tertuju pada Nahal Oz”, bertujuan menyoroti penderitaan Engerst, yang terluka selama pertempuran, menurut Maariv.

Para pengunjuk rasa menutupi wajah mereka dengan cat merah untuk menirukan darah dan membalut tangan mereka untuk menggambarkan luka-luka yang dialami prajurit Israel tersebut.

Amit, seorang mantan prajurit dan salah satu penyelenggara protes, mengatakan kepada Maariv, “Hari ini, Matan adalah satu-satunya prajurit yang selamat dari lokasi Nahal Oz yang bertempur dengan gagah berani dan sekarang ditawan, bersama teman-temannya Itay Hain dan Daniel Peretz, yang tewas dan jasadnya masih berada di Gaza.”

Dia menambahkan, “Ini adalah bentuk penutupan untuk membawa kembali prajurit terakhir yang masih hidup.”

“Kami di sini untuk meneriakkan rasa sakitnya,” tegas dia. “Kami mengenakan pakaian seperti yang dikenakan Matan, dan mencoba menggambarkan tangannya, yang tampaknya tidak berfungsi lagi, dan luka-luka di wajah dan matanya. Mungkin seseorang akan bangun dan melakukan sesuatu untuknya.”

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata karena jika pemerintahannya runtuh, dia bisa dipenjara dalam berbagai kasus korupsi yang melilitnya.

(sya)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *