loading…
Houthi mampu mengirimkan rudal balistik yang mampu menghindari radar berteknologi tinggi milik Israel. Foto/Al Manar
Operasi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas dengan warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung di tengah perang genosida Israel-Amerika yang sejauh ini telah merenggut nyawa lebih dari 41.200 warga Palestina.
Operasi militer pertama dari jenisnya ini menggarisbawahi kemajuan signifikan dalam kemampuan militer Yaman dan mengungkap kerentanan kritis dalam sistem pertahanan udara Israel yang banyak digembar-gemborkan.
6 Strategi Houthi Menghindari Radar Berteknologi Tinggi Israel
1. Menggunakan Rudal Hipersonik
Melansir Press TV, rudal hipersonik itu ditujukan ke pusat kota Tel Aviv, menyebabkan kerusakan yang meluas, kepanikan, dan kelumpuhan di antara seperempat populasi pemukim ilegal di kota yang diduduki dan di tempat lain.
Rekaman daring menunjukkan kebakaran, gumpalan asap, jalan yang terhalang, dan para pemukim yang panik berlarian mencari perlindungan. Beberapa laporan mengatakan sejumlah pemukim harus dibawa ke rumah sakit untuk perawatan.
Layanan medis darurat Israel mengonfirmasi bahwa sembilan orang terluka di berbagai lokasi di Tel Aviv saat mereka berlarian tak tentu arah setelah sirene serangan udara berbunyi.
2. Mengguncang Penduduk Tel Aviv
Tepat pukul 06:32 waktu setempat, sistem radar peringatan dini Israel mendeteksi ancaman dari sekitar 800 kilometer persegi di bagian tengah entitas tersebut, antara Tel Aviv dan Al-Quds.
Sirene berbunyi serentak di 74 pemukiman, tidak termasuk banyak kota pinggiran dan kota satelit, yang memaksa lebih dari dua juta pemukim di daerah tersebut untuk berlindung.
Daerah sasarannya membentang sekitar 32 km, membentang dari Petah Tikva di utara hingga Kfar Uria di selatan, dan dari Bat Yam di barat hingga Modiin di timur.
Wilayah ini berpusat di antara Bandara Ben Gurion dan kota Lod.
3. Membawa Hulu Ledak MIRV
Zona dampak rudal yang luas menunjukkan bahwa rudal tersebut bermanuver di tengah penerbangan atau membawa hulu ledak MIRV (Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle), yang mampu menyerang beberapa target secara bersamaan.
Klaim ini didukung oleh laporan media Israel, yang mengonfirmasi bahwa lokasi yang berbeda, termasuk Hutan Ben Shemen, daerah sekitar Modiin, dan Tel Aviv timur, terkena serangan—meskipun terpisah hingga 25 km.
Sumber militer Yaman kemudian menyatakan bahwa target yang dituju adalah lokasi militer di dekat Jaffa, selatan Tel Aviv.