5 Fakta Pemberontakan Tentara Arakan yang Terkait Rohingya Myanmar



loading…

Arakan Army, kelompok pemberontak terkuat Myanmar, merebut markas Komando Operasional Nomor 15 di Buthidaung. Kelompok tersebut bersekutu dengan etnis Rohingya. Foto/Arakan Army Information Desk

JAKARTA – Arakan Army atau Tentara Arakan adalah kelompok pemberontak etnis Rakhine yang beroperasi di negara bagian Rakhine, Myanmar.

Kelompok ini didirikan pada 2009 oleh seorang mantan pejabat pemerintah Myanmar yang bernama Twan Mrat Naing. Twan Mrat Naing, yang juga dikenal dengan nama Brigadir Jenderal Tun Myat Naing, menjadi pemimpin Arakan Army sejak pendiriannya.

Kelompok didirikan sebagai tanggapan terhadap ketidakpuasan etnis Rakhine terhadap pemerintah Myanmar yang didominasi oleh etnis Bamar.

Kelompok ini memperjuangkan otonomi atau kemerdekaan bagi orang-orang Rakhine dan bertujuan untuk melindungi hak-hak politik, ekonomi, dan budaya masyarakat Rakhine.

Sejak pendiriannya, Arakan Army telah menjadi salah satu kelompok pemberontak yang paling aktif dan berpengaruh di negara bagian Rakhine, terlibat dalam konflik bersenjata dengan pasukan pemerintah Myanmar.

Pemberontakan Arakan Army kemudian menyeret Rohinya, etnis minoritas yang tidak diakui kewarganegaraannya oleh pemerintah Myanmar.

5 Fakta Pemberontakan Tentara Arakan yang Terkait Rohingya

1. Rohingya Jadi Korban

Arakan Army telah terlibat dalam konflik bersenjata dengan pemerintah Myanmar di wilayah Rakhine sejak pendiriannya pada tahun 2009.

Konflik ini telah menyebabkan kerugian besar bagi penduduk sipil, termasuk masyarakat Rohingya yang tinggal di wilayah konflik.

2. Rohingya Dimanfaatkan sebagai Pion Politik

Terdapat laporan bahwa Arakan Army telah menggunakan situasi konflik di Rakhine sebagai platform politik untuk memperoleh dukungan dari masyarakat Rohingya.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *