Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

5 Alasan Turki bisa Jadi Pemimpin NATO jika AS Keluar



loading…

Presiden RI Prabowo Subianto (kiri) dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyapa para pelajar dalam upacara penyambutan di Istana Kepresidenan Bogor di Bogor, Provinsi Jawa Barat, pada 12 Februari 2025. Foto/Xinhua/Biro Pers Istana Kepresidenan RI

ANKARA – North Atlantic Treaty Organization (NATO) adalah aliansi pertahanan yang selama ini dipimpin Amerika Serikat (AS) sebagai anggota terkuatnya.

Namun, jika AS memutuskan untuk keluar dari NATO, akan ada kekosongan kepemimpinan yang harus diisi oleh negara anggota lainnya.

Salah satu kandidat kuat yang bisa mengambil peran tersebut adalah Turki. Dengan posisi geografis strategis, kekuatan militer yang signifikan, serta pengaruh geopolitiknya, Turki memiliki beberapa faktor yang mendukung potensinya sebagai pemimpin baru NATO.

1. Letak Geografis Strategis

Turki memiliki posisi geografis yang sangat strategis, menghubungkan Eropa dan Asia serta memiliki akses ke Laut Mediterania, Laut Hitam, dan Timur Tengah.

Beberapa alasan mengapa letak geografis Turki penting bagi NATO antara lain:

Kontrol atas Selat Bosporus dan Dardanelles, yang menjadi jalur penting bagi pergerakan kapal-kapal militer dan perdagangan antara Eropa dan Asia.

Kedekatan dengan Timur Tengah, yang sering menjadi pusat konflik global. NATO memerlukan pijakan kuat di kawasan ini untuk mengamankan kepentingannya.

Dekat dengan Rusia, memungkinkan NATO untuk terus memantau pergerakan Rusia dan mempertahankan keseimbangan kekuatan di wilayah tersebut.

2. Kekuatan Militer yang Signifikan

Turki memiliki salah satu militer terbesar di NATO setelah AS. Dengan lebih dari 350.000 personel aktif, Turki memainkan peran penting dalam operasi dan strategi aliansi.

Beberapa keunggulan militer Turki antara lain:



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *