Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

4 Alasan Anak Muda Tak Lagi Bahagia, dari Penggunaan Media Sosial hingga Selalu Merasa Kesepian



loading…

Anak muda tak lagi bahagia. Foto/Xinhua

WASHINGTONKebahagiaan , telah lama diyakini, mengikuti kurva: Kebahagiaan tinggi saat seseorang masih muda, turun di usia paruh baya, lalu naik lagi saat seseorang bertambah tua.

Lupakan itu – mungkin itu tidak lagi benar.

Sebuah makalah penelitian baru berdasarkan temuan dari enam negara berbahasa Inggris menunjukkan bahwa orang dewasa muda jauh lebih tidak bahagia daripada generasi sebelumnya.

Studi yang ditugaskan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa yang diterbitkan oleh Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) yang berpusat di Amerika Serikat mengungkapkan penurunan yang konsisten dalam kepuasan hidup dan kebahagiaan di kalangan orang dewasa muda dalam dekade terakhir.

Ditulis bersama oleh psikolog Universitas Negeri San Diego Jean Twenge dan ekonom Universitas Dartmouth David G Blanchflower, penelitian tersebut mengamati data yang dikumpulkan dari 11 survei di seluruh Australia, Kanada, Irlandia, Selandia Baru, Inggris Raya, dan AS.

Namun, penelitian dari belahan dunia lain tampaknya menunjukkan bahwa hasil ini secara umum juga berlaku di sana.

Kesimpulan penelitian oleh Blanchflower dan Twenge menjungkirbalikkan kepercayaan lama bahwa kebahagiaan mengikuti kurva berbentuk U.

Seberapa signifikan pergeseran ini – dan apa yang mendorong meningkatnya ketidakbahagiaan di kalangan anak muda?

4 Alasan Anak Muda Tak Lagi Bahagia, dari Penggunaan Media Sosial hingga Selalu Merasa Kesepian

1. Depresi dan Tekanan Psikologis

Melansir Al Jazeera, para peneliti mengatakan penurunan ketidakbahagiaan terutama terlihat pada orang dewasa muda dan remaja berusia 12 hingga 25 tahun, banyak di antaranya menghadapi depresi dan tekanan psikologis pada tingkat yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang hanya beberapa tahun lebih tua.

Sementara itu, orang dewasa yang lebih tua masih mengalami peningkatan kepuasan hidup seiring bertambahnya usia.

Pergeseran yang mengejutkan ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi muda menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di dunia pasca-COVID, terutama dengan munculnya teknologi digital dan ketidakpastian ekonomi.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *