loading…
Tiga negara AUKUS akan melakukan uji rudal hipersonik gabungan. Foto/Lockheed Martin
Pada tahun 2021, ketiga negara itu membentuk kemitraan keamanan AUKUS.
Di bawah Pilar I pakta tersebut, Washington dan London berjanji untuk membantu Canberra dalam memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.
Pilar II mencakup perjanjian berbagi teknologi yang lebih luas yang berpotensi melibatkan negara lain, seperti Kanada dan Jepang.
Pada hari Senin, Pentagon, Departemen Pertahanan Australia, dan Kementerian Pertahanan Inggris mengeluarkan pernyataan serentak yang mengumumkan inisiatif baru di bawah Pilar II, yang disebut Pengaturan Proyek (PA) Uji Terbang dan Eksperimen Hipersonik (HyFliTE).
Proyek HyFliTE akan mencakup hingga enam peluncuran uji gabungan pada tahun 2028, dengan total dana sebesar USD252 juta.
Juru bicara Pentagon Mayor Pete Nguyen menyatakan bahwa inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pengujian, dan untuk memanfaatkan sumber daya gabungan dan fasilitas pengujian.
“Kami meningkatkan kemampuan kolektif kami untuk mengembangkan dan memberikan teknologi hipersonik ofensif dan defensif melalui serangkaian uji coba dan eksperimen trilateral yang kuat yang akan mempercepat kemajuan konsep hipersonik dan teknologi penting yang memungkinkan,” imbuh Heidi Shyu, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Penelitian dan Rekayasa, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (19/11/2024).
Baik AS maupun Inggris saat ini tertinggal dari Rusia dan China dalam pengembangan senjata hipersonik. Rudal hipersonik pertama Rusia—Kh-47 Kinzhal yang diluncurkan dari udara—mulai beroperasi pada tahun 2017, sementara China mengerahkan DF-ZF dua tahun kemudian.