Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

3 Negara AUKUS Akan Uji Rudal Hipersonik Gabungan



loading…

Tiga negara AUKUS akan melakukan uji rudal hipersonik gabungan. Foto/Lockheed Martin

WASHINGTON – Tiga negara blok AUKUS; Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia, telah meluncurkan inisiatif di bawah pakta militer trilateral mereka untuk mempercepat pengujian dan penyebaran rudal hipersonik dan teknologi terkait.

Pada tahun 2021, ketiga negara itu membentuk kemitraan keamanan AUKUS.

Di bawah Pilar I pakta tersebut, Washington dan London berjanji untuk membantu Canberra dalam memperoleh kapal selam bertenaga nuklir.

Pilar II mencakup perjanjian berbagi teknologi yang lebih luas yang berpotensi melibatkan negara lain, seperti Kanada dan Jepang.

Pada hari Senin, Pentagon, Departemen Pertahanan Australia, dan Kementerian Pertahanan Inggris mengeluarkan pernyataan serentak yang mengumumkan inisiatif baru di bawah Pilar II, yang disebut Pengaturan Proyek (PA) Uji Terbang dan Eksperimen Hipersonik (HyFliTE).

Proyek HyFliTE akan mencakup hingga enam peluncuran uji gabungan pada tahun 2028, dengan total dana sebesar USD252 juta.

Juru bicara Pentagon Mayor Pete Nguyen menyatakan bahwa inisiatif tersebut bertujuan untuk meningkatkan kecepatan pengujian, dan untuk memanfaatkan sumber daya gabungan dan fasilitas pengujian.

“Kami meningkatkan kemampuan kolektif kami untuk mengembangkan dan memberikan teknologi hipersonik ofensif dan defensif melalui serangkaian uji coba dan eksperimen trilateral yang kuat yang akan mempercepat kemajuan konsep hipersonik dan teknologi penting yang memungkinkan,” imbuh Heidi Shyu, Wakil Menteri Pertahanan AS untuk Penelitian dan Rekayasa, seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (19/11/2024).

Baik AS maupun Inggris saat ini tertinggal dari Rusia dan China dalam pengembangan senjata hipersonik. Rudal hipersonik pertama Rusia—Kh-47 Kinzhal yang diluncurkan dari udara—mulai beroperasi pada tahun 2017, sementara China mengerahkan DF-ZF dua tahun kemudian.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *