Komandan Senior Pasukan Elite Hizbullah Jadi Target Serangan Udara Israel di Beirut



loading…

Komandan senior Hizbullah teeas akibat serangan udara Israel di Beirut. Foto/AP

BEIRUT – Ibrahim Aqil, kepala unit elit Hizbullah Radwan, tewas dalam serangan yang ditargetkan di Beirut, Lebanon.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan hal tersebut. AS menyalahkan Aqil atas pengeboman Kedutaan Besar Amerika di Beirut pada April 1983 yang menewaskan 63 orang, dan memberikan hadiah $7 juta untuk kepalanya pada tahun 2019.

“Jet tempur Angkatan Udara menargetkan wilayah Beirut dan menewaskan Ibrahim Aqil, kepala tim operasi organisasi teroris Hizbullah, penjabat komandan unit Radwan dan komandan ‘Rencana Penaklukan Galilea,'” kata IDF dalam sebuah pernyataan, dilansir RT.

Beberapa perwira tinggi Radwan juga “dihilangkan” bersama Aqil, kata IDF. Militer Israel mengatakan Aqil dan unitnya merencanakan serangan di Galilea dengan cara yang sama seperti serangan Hizbullah pada 7 Oktober dari Gaza.

Setidaknya tiga orang tewas dan 17 orang terluka dalam pengeboman itu, dua sumber keamanan Israel mengatakan kepada Axios pada hari Jumat. Media TV Saudi Al-Arabiya melaporkan bahwa Aqil tewas dalam serangan Israel. Hizbullah belum mengonfirmasi kematiannya.

Menurut IDF, Aqil telah menjadi kepala operasi Hizbullah sejak 2004, dan bertanggung jawab atas beberapa serangan terhadap Israel. Militer Israel mengatakan akan “terus bertindak untuk melemahkan kemampuan dan merusak organisasi teroris Hizbullah.”

Israel mengintensifkan serangan udara dan artileri terhadap Lebanon sejak Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengumumkan “fase baru dalam perang” melawan Hizbullah pada hari Rabu. Awal minggu ini, Israel mengklaim telah mengaktifkan ratusan pager dan perangkat komunikasi lain dari jarak jauh di tangan Hizbullah, menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai sekitar 3.000 orang, termasuk anak-anak.

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menggambarkan serangan itu sebagai “pembantaian” dan “deklarasi perang,” menuduh Israel melakukan “terorisme belaka” dan “kejahatan perang” yang melewati “semua batasan dan garis merah.”

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Publik Lebanon mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dan 66 lainnya luka-luka dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan ibu kota, Beirut.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *