loading…
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. FOTO/dok.SINDOnews
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, pencapaian itu menjadi landasan bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja operasional. Apalagi, kata dia, Waskita Karya baru saja mendapat persetujuan restrukturisasi dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas Master Restructuring Agreement (MRA) 2021 dengan nilai outstanding mencapai Rp 26,3 triliun.
Perseroan, lanjut dia, juga mendapat persetujuan Pokok Perubahan Perjanjian fasilitas Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) yang dilakukan oleh lima kreditur perbankan. Dengan total nilai outstanding sebesar Rp 5,2 triliun.
“Penghargaan ini menjadi pemacu Waskita dalam mencapai kestabilan keuangan sekaligus melanjutkan program transformasi. Kami pun berkomitmen menjalankan bisnis secara berkelanjutan,” ujar Ermy dalam keterangan resmi, Minggu (8/9/2024).
Dalam daftar itu, Fortune Indonesia mencatat total pendapatan Waskita Karya sebesar Rp 10,9 triliun pada tahun lalu. Kemudian total asetnya sebesar Rp 95,6 triliun, dengan jumlah karyawan sebanyak 2.631 jiwa, dan nilai ekuitasnya sebesar Rp 5,18 triliun.
Ke depannya, sambung Ermy, manajemen akan mengakselerasi laju penyehatan perseroan. Dengan begitu, perseroan bisa fokus mengerjakan berbagai proyek yang kini tengah dikerjakan.
“Waskita Karya sudah lebih dari 63 tahun menjadi perusahaan kontraktor yang berkontribusi signifikan terhadap pembangunan infrastruktur Indonesia. Beragam proyek telah kami selesaikan,” tegas dia.
Baca Juga: 7 Jurusan S-1 Langka di Indonesia, Incaran Perusahaan Multinasional hingga BUMN?
Ermy menambahkan, selama 10 tahun terakhir, perseroan telah menyelesaikan pembangunan 118 gedung, 47 jalan tol, 20 jalan nasional, 16 jembatan, 12 bendungan, serta 24 infrastruktur lainnya. Bahkan, kata dia, tahun ini ada sejumlah proyek yang sudah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo di antaranya Jalan Tol Cimanggis-Cibitung, Bendungan Margatiga, dan Bendungan Leuwikeris.
“Ke depannya, manajemen Waskita berkomitmen mengembalikan Waskita ke core business sebagai kontraktor murni. Perusahaan juga akan menerapkan tata kelola yang baik atau Good Corporate Governance (GCG), termasuk mengedepankan integritas, akuntabilitas, dan transparansi,” tuturnya.
Baca Juga: Dividen BUMN Naik Rp90 Triliun, Sri Mulyani Revisi Target PNBP 2025
Sebagai informasi, di tengah proses restrukturisasi yang terus berjalan, perseroan tetap mengantongi pendapatan sebesar Rp 4,47 triliun pada kuartal II 2024. Kemudian kinerja Gross Profit Margin (GPM) Waskita naik menjadi 13,3 persen secara tahunan atau year on year (yoy) dari sebelumnya 8,8 persen.
Perlu diketahui, perusahaan yang masuk ke dalam daftar Fortune Indonesia 100 harus merilis laporan keuangan yang telah diaudit. Jangka waktu audit tersebut maksimal sampai 30 Juni 2024.
(nng)