loading…
Mercedes-Benz EQE yang terbakar di Korea Selatan menjadi isu penting soal keamanan baterai mobil listrik. Foto: ist
Sedan Mercedes EQE disinyalir menggunakan baterai buatan Contemporary Amperex Technology (CATL) yang berbasis di Ningde, China. Baterai ini diluncurkan di pasar Korea pada tahun 2022.
Meskipun tidak ada korban jiwa, kejadian ini menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana memadamkan api pada baterai mobil listrik yang terkenal sulit dijinakkan.
Kebakaran mobil listrik, meskipun jarang terjadi, tetap menjadi perhatian serius. Dengan memahami cara penanganan yang tepat dan melakukan tindakan pencegahan, kita dapat meminimalkan risiko dan dampak dari kebakaran mobil listrik.
APAR Khusus untuk Mobil Listrik
Rahmat Rezeki, Presiden Direktur Indolok Bakti Utama, menekankan pentingnya menyiapkan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dengan spesifikasi khusus di tempat parkir, terutama untuk kendaraan listrik.
APAR memiliki beberapa kelas berdasarkan jenis bahan bakar yang terbakar:
Kelas A: untuk bahan bakar padat seperti kayu, kertas, dan plastik.
Kelas B: untuk bahan bakar cair seperti bensin dan minyak.
Kelas C: untuk kebakaran listrik.
Kelas D: untuk logam yang mudah terbakar.
Kelas Battery Lithium-Ion: khusus untuk baterai lithium-ion.
Tantangan Memadamkan Baterai Lithium-Ion
Mobil listrik menggunakan baterai lithium-ion yang memiliki risiko kebakaran tinggi. Jika satu sel baterai terbakar, dapat memicu reaksi berantai yang disebut “thermal runaway” atau ledakan baterai.