loading…
Tentara Israel menyiapkan peluru di dekat unit artileri bergerak, di Israel, 2 Januari 2024. Foto/REUTERS
Kekejaman Zionis itu ditandai dengan jatuhnya korban sipil yang mengerikan dan kerusakan yang meluas, yang sebagian besar disebabkan senjata-senjata Barat.
Amerika Serikat (AS) menjadi pemasok senjata terbesar bagi Israel. Senjata-senjata itu memainkan peran utama dalam memperburuk krisis tersebut.
Meskipun ada kecaman global dan seruan untuk mengakhiri penjualan senjata, AS bersama Jerman, Italia, dan Inggris, terus menjadi pemasok utama peralatan militer yang mengintensifkan kekerasan dan penderitaan di Gaza.
Senjata-senjata ini telah digunakan untuk membunuh lebih dari 38.000 warga Palestina di Gaza, dan menghancurkan hampir seluruh wilayah kantong yang terkepung.
Keganasan senjata-senjata Barat itu ditambah Israel yang memberlakukan blokade yang melumpuhkan terhadap pasokan makanan, air, obat-obatan, dan semua kebutuhan pokok kemanusiaan.
Negara-negara Barat ini, khususnya AS, tidak terlalu menghiraukan seruan dari pejabat tinggi kemanusiaan dan para ahli di semua bidang.
AS terus memberikan pasokan militer kepada Israel meskipun ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa mereka bersalah karena membantu dan bersekongkol dalam genosida.
Misalnya, pada bulan April lalu, Dewan Hak Asasi Manusia PBB menyetujui embargo senjata terhadap Israel, dengan 28 negara memberikan suara mendukung, enam menentang, dan 13 abstain.
Di antara mereka yang menentang usulan tersebut adalah AS dan Jerman, yang merupakan dua sumber senjata utama Israel.