loading…
Pergerakan harga Bitcoin kembali mendekati level USD70.000 atau sekitar Rp1,13 miliar diyakini merupakan momentum bagi investor mulai mempertimbangkan instrumen investasi berisiko tinggi, seperti kripto. Foto/Dok
Setelah angka inflasi AS yang turun memunculkan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Pada pertemuan bulan Juni, The Fed telah memutuskan pertahankan suku bunganya, ini merupakan sebuah langkah yang memberikan pengaruh penting pada harga Bitcoin (BTC).
The Fed memutuskan untuk pertahankan suku bunga antara 5,25%–5,50%. Hal ini bertentangan dengan proyeksi bahwa The Fed mungkin akan mengikuti jejak bank sentral G7 lainnya yang memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Meski begitu, harapannya adalah pengumuman Federal Reserve akan membantu meningkatkan momentum bullish BTC untuk membantunya menguji ulang level resistensi di USD70.000.
Merespon kondisi tersebut, Chief Marketing Officer (CMO) Tokocrypto, Wan Iqbal mengatakan, bahwa pemulihan Bitcoin merupakan momentum bagi investor untuk mengoptimalkan peluang dengan mulai mempertimbangkan instrumen investasi berisiko tinggi, seperti kripto .
Selain itu, iklim investasi kripto juga mendapat angin segar dari berbagai faktor lain. Adopsi institusional terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya terus meningkat, dengan beberapa perusahaan besar mulai mempertimbangkan kripto sebagai bagian dari portofolio investasi mereka. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin kuat terhadap potensi jangka panjang aset digital.
“Adopsi kripto yang semakin luas dengan munculnya ETF kripto diberbagai negara telah membuka peluang baru bagi investor untuk berinvestasi di kripto dengan cara yang lebih mudah dan aman. Hal ini meningkatkan kredibilitas industri kripto dengan menunjukkan bahwa kripto diterima oleh lembaga keuangan arus utama,” kata Iqbal.
(akr)