Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Pasar Mobil RI Masuk Angin, Gaikindo Tunjuk Hidung Thailand & Hantu Perang Dunia



loading…

Gaikindo menunjuk kambing hitam dari masalah ini, mulai dari kondisi negara tetangga yang lebih parah hingga ancaman Perang Dunia Ketiga yang semakin nyata. Foto: Sindonews/Danang Arradian

JAKARTA – Pasar otomotif Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Angka penjualan terus merosot, menunjukkan daya beli masyarakat yang kian melemah. Namun, di tengah kelesuan ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) seolah ingin berkata: “Ini bukan salah kami saja.”

Dalam sebuah pernyataan yang mengejutkan, Gaikindo menunjuk “kambing hitam” dari masalah ini, mulai dari kondisi negara tetangga yang lebih parah hingga ancaman Perang Dunia Ketiga yang semakin nyata.

Data memang berbicara pahit. Penjualan ritel (dari diler ke konsumen) sepanjang Januari hingga Mei 2025 anjlok hingga 9,20 persen dibandingkan tahun lalu.

Ini adalah sebuah sinyal bahaya yang tak bisa diabaikan. Namun, menurut Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, penderitaan ini tidak hanya dirasakan oleh Indonesia.

“Memang industri otomotif sedang tidak baik-baik saja. Tapi perlu dicatat, bahwa bukan hanya terjadi di Indonesia,” kata Nangoi di Jakarta, Rabu (18/6/2025).

Ia bahkan dengan tegas menunjuk negara yang selama ini dianggap sebagai pemimpin pasar otomotif Asia Tenggara. “Bahkan kalau kita lihat sebetulnya leader untuk di market domestik dan produksi di Asia Tenggara itu sebetulnya produksinya ada di Thailand, nah mereka hancur lebih dalam daripada Indonesia,” tegasnya.

Malaysia Bertahan, Indonesia Tertinggal?

Menurut Nangoi, hampir semua pasar di kawasan mengalami nasib serupa. “Vietnam juga mulai turun. Hanya satu-satunya yang masih bertahan adalah Malaysia,” ujarnya.

Namun, bertahannya Malaysia bukan karena keajaiban. Nangoi menyebut ini adalah buah dari kebijakan pemerintah Malaysia yang secara konsisten mempertahankan insentif untuk mempermudah warganya membeli mobil baru. Sebuah sindiran halus, yang seolah mempertanyakan apakah kebijakan di Indonesia sudah cukup mendukung industrinya sendiri.

Dari Ukraina hingga Ancaman Perang Dunia Ketiga

Lebih jauh lagi, Nangoi memaparkan faktor-faktor eksternal yang menurutnya menjadi biang keladi utama dari semua kekacauan ini. Mulai dari konflik di Eropa, memanasnya situasi di Timur Tengah, hingga kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *