Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kenali Tanda-Tanda Financial Red Flags, Kamu Butuh Belajar Ngatur Duit!



loading…

Rista Zwestika Reni, seorang perencana keuangan yang didapuk menjadi narasumber dalam Kelas Pintar Bersama, persembahan Kredit Pintar. Foto/Dok

LAMPUNGGenerasi Z yang lahir antara pertengahan 1997 hingga 2012, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), merupakan 27,94% dari populasi Indonesia, sekaligus juga penggerak utama ekonomi digital. Gen Z tumbuh di tengah perkembangan teknologi yang pesat.

Mereka dikenal adaptif, kreatif, dan terbuka terhadap perubahan. Namun di balik kemampuan digital dan semangat inovatif tersebut, muncul tantangan besar: bagaimana mereka mengelola keuangan secara bijak di era yang serba instan dan konsumtif.

Baca Juga: Gen Z dan Milenial Punya Gaya Cicilan Berbeda, Intip Trik Mengatur Keuangan

Hal itu diungkapkan oleh Rista Zwestika Reni, seorang perencana keuangan yang didapuk menjadi narasumber dalam Kelas Pintar Bersama, persembahan Kredit Pintar . Dalam Kelas Pintar Bersama yang mengangkat tema “Financial Red Flags, Kenali Tanda-Tanda Kamu Butuh Belajar Ngatur Duit!”.

“Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh Gen Z, antara lain yaitu; 75 persen Gen Z aktif menggunakan dompet digital (e-wallet), 62 persen transaksi e-commerce di Indonesia dilakukan oleh Gen Z & Milenial, 41 persen Gen Z mengaku kesulitan menabung karena pengeluaran impulsif dan fenomena Fear of Missing Out (FOMO), hanya 34 persen Gen Z paham investasi dasar seerti reksadana/saham, Tidak sadar Pengeluaran, kurang perencanaan jangka panjang, dan minim literasi keuangan,” ujar Rista memaparkan.

Lebih lanjut Rista menuturkan bahwa Gen Z menghadapi banyak tantangan dalam hal pengelolaan keuangan karena kemudahan dalam mengakses informasi, kemudian lebih mudah terpengaruh lingkungan dan media sosial, lebih mudah mengikuti trend, namun juga lebih mudah stress.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *