Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Apa yang Terjadi Jika Mata Uang BRICS Berlaku, Mengapa India Khawatir?



loading…

Ilustrasi mata uang BRICS. FOTO/Asia Times

JAKARTA – Wacana peluncuran mata uang bersama BRICS kembali mengemuka setelah China dan Rusia secara aktif mendorong agenda ini dalam beberapa pertemuan puncak terakhir. Sementara, India dan Brasil memilih bersikap lebih hati-hati, bahkan cenderung menolak gagasan tersebut, menandakan adanya perpecahan sikap di internal aliansi ekonomi negara-negara berkembang ini.

Dikutip dari Watcher Guru, Presiden Rusia Vladimir Putin, pada KTT BRICS tahun lalu, sempat memamerkan mock-up uang kertas sebagai simbol kesiapan BRICS untuk meluncurkan tender baru yang digadang-gadang akan menjadi pesaing dolar Amerika Serikat (AS). Namun, hingga kini, rencana tersebut belum masuk ke tahap teknis yang konkret, terutama karena resistensi dari India dan Brasil.

India secara terbuka menolak ide mata uang BRICS. Pemerintah India menilai, penerapan mata uang bersama akan mengancam kedaulatan ekonomi nasional dan stabilitas mata uang rupee. Selain itu, India khawatir bahwa sistem keuangan nasionalnya yang sangat terintegrasi dengan dolar AS akan terguncang jika harus beralih ke sistem baru yang belum teruji.

Baca Juga: 4 Negara ASEAN yang Resmi Gabung BRICS, Ini Daftar Terbaru

Penolakan India juga didasari oleh perbedaan struktur ekonomi antarnegara anggota BRICS. India menilai, keberagaman ekonomi dan kebutuhan finansial tiap negara membuat implementasi satu mata uang menjadi sangat sulit dan berisiko tinggi. Selain itu, India memandang bahwa dorongan dedolarisasi justru lebih menguntungkan China dan Rusia, yang selama ini berupaya mengurangi ketergantungan pada sistem keuangan Barat.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *