Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Begini Cara Malaysia Selamatkan Industri Otomotif dari Tarif Impor AS



loading…

Pabrik mobil Daihatsu di Indonesia. FOTO/ DOK SindoNews

KUALALUMPUR – Seperti halnya di China dan pasar lain yang kini dijajaki oleh merek otomotif asal republik Malaysia, perang harga mobil baru juga telah dimulai.

Menurut Wakil Direktur Utama Proton Roslan Abdullah, fenomena yang dipicu oleh merek-merek China tersebut, meski memberikan keuntungan bagi konsumen dengan harga mobil yang lebih murah, namun meninggalkan dampak negatif bagi industri otomotif lokal, khususnya original equipment manufacturer (OEM) yang merupakan vendor lokal yang memasok komponen kendaraan di sini.

“Perang harga tidak hanya memengaruhi OEM dengan pabrik manufaktur dan perakitan di negara ini, tetapi juga memengaruhi vendor dan distributor lokal. Situasi ini menyebabkan peningkatan penimbunan, karena pelanggan tertarik pada mobil yang ditawarkan dengan harga lebih rendah. Pada saat yang sama, beberapa pelanggan bersikap menunggu dan melihat, berharap harga akan terus turun,” kata Roslan dalam laporan NST seperti dilansir Paultan.

Ia menambahkan, perang harga yang mengakibatkan mobil baru dijual dengan harga jauh lebih murah, turut memengaruhi harga jual kembali mobil di pasar mobil bekas.

Perang harga merek China berdampak pada OEM, vendor, dan pasar mobil bekas di Malaysia – Proton

“Contohnya, jika kendaraan Merek A awalnya dibeli dengan harga RM100.000 tetapi kemudian dijual dengan harga diskon RM80.000, hal itu akan berdampak signifikan pada penyusutan nilai kendaraan. Pasar tukar tambah juga akan terpengaruh sebagai akibatnya. Tren ini membuat pelanggan lebih cenderung membeli kendaraan baru, karena harganya lebih kompetitif dibandingkan dengan kendaraan bekas,” jelas Roslan.

Ia menambahkan bahwa OEM lokal tidak dapat bersaing dalam perang harga dengan merek China karena biaya operasional yang lebih tinggi, termasuk biaya manufaktur, vendor, dan rantai pasokan. “OEM harus memastikan kelangsungan bisnis. Kami tidak dapat menurunkan harga terlalu banyak, tetapi kami dapat menawarkan diskon atau promosi, seperti potongan harga tunai dan paket aksesori, untuk membantu mengimbangi harga pasar,” kata Roslan.

Dalam kasus Proton, Roslan mengatakan perusahaan tersebut mempekerjakan lebih dari 7.000 pekerja dan memiliki lebih dari 5.000 karyawan dalam jaringan penjualannya. Oleh karena itu, penting untuk mengambil langkah-langkah yang cermat guna memastikan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang. “Vendor berskala besar mungkin dapat bertahan hidup karena kemitraan mereka dengan merek lain. Namun, vendor berskala kecil yang bergantung pada satu merek akan terpengaruh,” katanya.

Perang harga merek China berdampak pada OEM, vendor, dan pasar mobil bekas di Malaysia – Proton

Menurut Roslan, merek yang cenderung menawarkan harga lebih rendah adalah merek yang mendapatkan keuntungan dari model impor penuh (CBU) dan rakitan semi lokal (SKD) dengan kit yang didatangkan dari luar negeri, di mana mereka tidak membutuhkan investasi tinggi dibandingkan dengan OEM lokal seperti Proton.

“Investasi mereka di Malaysia masih minim, sehingga memungkinkan mereka menawarkan diskon signifikan karena biaya operasional yang lebih rendah. Namun, hal ini menciptakan tekanan jangka panjang pada perusahaan yang beroperasi di Malaysia,” jelas Roslan.

“Meskipun investasi langsung asing merupakan target utama pemerintah, penting untuk meninjau situasi tersebut guna memastikan bahwa merek yang dirakit secara lokal (CKD) dengan pabrik dan jaringan vendor sendiri dapat tetap kompetitif,” tambahnya.

(wbs)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *