Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Partai Perindo Apresiasi Pemeriksaan Kesehatan Gratis



loading…

Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kesehatan Masyarakat, Sri Gusni Febriasari mengapresiasi program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang akan mulai dijalankan pada Senin, 10 Februari 2025. FOTO/IST

JAKARTA Partai Perindo mengapresiasi program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) yang akan mulai dijalankan pada Senin, 10 Februari 2025. Ketua DPP Partai Perindo Bidang Kesehatan Masyarakat, Sri Gusni Febriasari menilai hal ini sesuai arah pembangunan kesehatan dalam visi misi Presiden Prabowo Subianto menuju Indonesia Emas 2045.

“Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyehatkan masyarakat dengan pendekatan public health. Tidak hanya berfokus pada penyelesaian di hilir atau pengobatan, tetapi juga intervensi di hulu, yakni upaya pencegahan,” kata Sri Gusni dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/2/2025).

Visi tersebut diturunkan dalam salah satu misi Asta Cita pemerintahan, yaitu memperkuat pembangunan sumber daya manusia dengan memperkuat sistem kesehatan nasional, dengan menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualitas.

Salah satunya melalui penyelenggaraan program hasil terbaik cepat (PHTC), yaitu pemeriksaan kesehatan gratis (PKG). PKG merupakan upaya strategis agar masyarakat melakukan deteksi dini kondisi kesehatan yang berpotensi berkembang menjadi penyakit serius.

“Kami mengapresiasi inisiatif Pemeriksaan Kesehatan Gratis ini karena tantangan kesehatan yang dihadapi masyarakat mencakup seluruh siklus hidup, mulai dari dalam kandungan, bayi baduta (anak-anak yang berusia di bawah dua tahun) dengan risiko stunting dan kelainan bawaan, hingga anak, remaja, dewasa, dan lansia,” kata Sri Gusni.

Saat ini, perilaku hidup sehat seperti aktivitas fisik dan asupan gizi seimbang masih rendah, sedangkan prevalensi penyakit hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes melitus yang merupakan penyebab kematian utama semakin membebani pembiayaan kesehatan. Hingga November 2024, beban kesehatan mencapai Rp160 triliun, dengan 21 persen di antaranya digunakan untuk pengobatan penyakit katastropik seperti jantung, kanker, dan stroke.

“Penyakit-penyakit tersebut, yang seringkali muncul secara laten dan dipengaruhi oleh pola hidup, sebenarnya dapat dicegah melalui intervensi dini,” kata Sri Gusni.

Program PKG diharapkan menjadi titik awal bagi peningkatan kesadaran masyarakat mengenai risiko kesehatan. Dengan mengetahui kondisi kesehatan saat ini, masyarakat dapat melakukan langkah preventif untuk mempertahankan kesehatan atau mengambil tindakan pengendalian sedini mungkin.

Hal ini sangat penting mengingat hanya sekitar 39,8 persen masyarakat yang telah menjalani skrining penyakit tidak menular, sehingga upaya pencegahan melalui manajemen faktor risiko perlu ditingkatkan.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *