Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Klinik di Taiwan Kebanjiran Permintaan Vaksinasi Flu usai Barbie Hsu Meninggal



loading…

Klinik di Taiwan mengalami lonjakan permintaan vaksinasi flu setelah meninggalnya artis terkenal Barbie Hsu akibat pneumonia yang disebabkan oleh influenza A. Foto/Getty Images

TAIWAN – Klinik di Taiwan mengalami lonjakan permintaan vaksinasi flu setelah meninggalnya artis terkenal Barbie Hsu akibat pneumonia yang disebabkan oleh influenza A. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak dan mendorong masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin flu guna mengurangi risiko serupa.

Meninggalnya Barbie Hsu yang mendadak akibat komplikasi influenza A memicu kesadaran masyarakat tentang bahaya penyakit ini. Banyak penggemarnya yang segera menuju klinik untuk mendapatkan vaksin flu sebagai langkah pencegahan.

Sejak Oktober, flu telah menjadi masalah kesehatan yang semakin meningkat di Taiwan. Pada 12 Januari 2025, lebih dari 140.000 kunjungan ke unit gawat darurat tercatat untuk gejala mirip flu, dan jumlah ini meningkat menjadi lebih dari 160.000 dalam minggu berikutnya.

Dilansir dari Dimsum Daily, Kamis (6/2/2025), meskipun banyak klinik tutup selama liburan Tahun Baru Imlek, lebih dari 80.000 orang tetap mencari perawatan medis. Pusat Pengendalian Penyakit memperkirakan jumlah kunjungan bisa melebihi 180.000 dalam beberapa minggu ke depan.

Dari 1 Oktober 2024 hingga 2 Februari 2025, Taiwan mencatat 641 kasus flu parah dan 132 kematian terkait flu, di mana lebih dari 90 persen pasien yang mengalami kondisi serius belum divaksinasi. Dari total 6,78 juta dosis vaksin flu yang tersedia musim ini, hanya sekitar 200.000 dosis yang tersisa.

Bagi masyarakat yang belum menerima vaksinasi flu, ini bisa menjadi kesempatan terakhir untuk melindungi diri dari kemungkinan infeksi parah. Di sisi lain meninggalnya pemeran Shancai itu menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

Terutama di Hong Kong, yang saat ini mengalami peningkatan signifikan dalam kasus flu. Sejak awal Januari, Hong Kong telah mencatat 122 kematian dalam empat minggu pertama musim flu.

Ketua Komite Ilmiah Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Vaksin Profesor Lau Yu-lung mengungkapkan bahwa dari kasus kematian tersebut, 11 di antaranya berusia antara 18 hingga 64 tahun. Meskipun tingkat kematian pada kelompok usia ini lebih rendah dibandingkan dengan lansia, masih ada risiko komplikasi serius, terutama bagi kelompok yang rentan.

Profesor Lau menyarankan agar siapa pun yang mengalami gejala flu selama lebih dari lima hingga enam hari tanpa perbaikan segera mencari bantuan medis. Ia juga merekomendasikan bagi mereka yang ragu untuk divaksinasi agar membawa obat antivirus yang harus dikonsumsi dalam dua hari pertama setelah munculnya gejala.

Dalam wawancara radio, Profesor Lau juga melaporkan 18 kasus flu parah di antara mereka yang berusia 18 hingga 49 tahun, dengan empat kematian, serta 36 kasus serius pada kelompok usia 50 hingga 64 tahun, yang mengakibatkan tujuh kematian.

(dra)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *