loading…
Perang NATO dan Rusia akan memicu kiamat. Foto/X/@mazzenilsson
“Memikirkan skenario ini, NATO dan Rusia terlibat dalam perang panas, seperti membayangkan kiamat,” pemimpin republik pasca-Soviet itu mengatakan kepada jurnalis dan eksekutif media Dmitry Kiselyov, dilansir RT.
Jelas bahwa tidak akan ada pemenang dalam konfrontasi semacam itu dan bahwa “tidak ada negara, bahkan yang terletak jauh dari wilayah NATO dan Rusia, yang akan merasa aman,” imbuh presiden.
Baku berharap bahwa Washington dan Moskow, serta pemain lain, akan memiliki cukup kebijaksanaan politik untuk mencegah “skenario mimpi buruk” ini menjadi kenyataan, kata Aliyev. Jika diperlukan, “kami siap berkontribusi untuk meredakan ketegangan,” imbuhnya.
Rusia menyalahkan perluasan NATO di Eropa dan kegagalan blok tersebut untuk mengakui masalah keamanan Rusia atas permusuhan saat ini antara kedua belah pihak. Konflik Ukraina meningkat pada tahun 2022 sebagian besar karena niat NATO untuk membawa negara itu ke dalam jajarannya, menurut pejabat di Moskow.
Aliyev menyatakan bahwa pemerintahnya juga memiliki masalah tertentu dengan blok yang dipimpin AS, karena meningkatnya keterlibatannya dengan saingan Azerbaijan, Armenia.
“Infrastruktur NATO sedang dibangun di perbatasan kami di sisi Armenia dengan kedok yang disebut pengamat Eropa,” katanya kepada Kiselyov.
Baku dan Yerevan telah berkonflik selama beberapa dekade, sebagian besar memperebutkan wilayah Azerbaijan di Nagorno-Karabakh. Populasi etnis Armenia yang besar di wilayah tersebut mendeklarasikan kemerdekaan di tengah runtuhnya Uni Soviet dan mempertahankan pemerintahan sendiri secara de facto hingga baru-baru ini.
Azerbaijan membangun kembali kendalinya dalam dua kampanye militer besar pada tahun 2020 dan 2023. Armenia dan Azerbaijan juga telah terlibat dalam beberapa putaran bentrokan perbatasan langsung dalam beberapa tahun terakhir.
Yerevan menuduh sekutu tradisionalnya Moskow gagal memastikan keselamatannya dan beralih ke negara-negara Barat, seperti Prancis, untuk bantuan militer. Rusia telah memperingatkan Armenia bahwa harapannya tidak tepat, dan bahwa AS dan sekutunya hanya mengejar kepentingan mereka sendiri dan memiliki catatan mengeksploitasi dan mengabaikan negara-negara yang bergantung pada mereka.
(ahm)