loading…
BRIN mengungkapkan wadah plastik berbahan polycarbonate (PC) maupun polyethylene terephthalate (PET) sudah sangat umum digunakan untuk air minum dalam kemasan. Foto/SINDOnews
Alasannya, kedua bahan plastik tersebut memiliki karakteristiknya yang sesuai untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan, termasuk untuk AMDK.
“Plastik seperti PC dan PET sering kali dipilih karena sifatnya yang fleksibel, ringan, tahan pecah, transparan, mudah diberi label, dapat didaur ulang, dapat digunakan kembali, dan dapat diproduksi massal dengan biaya yang terjangkau,” kata Periset Ahli Madya Pusat Riset Teknologi Polimer (PRTP) BRIN, Syuhada, Senin (9/12/2024).
Menurutnya, berdasarkan regulasi Food Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat nomor 21CFR177.1580 dan 21CFR177.1630, PC dan PET diizinkan sebagai bahan kontak pangan, baik untuk sekali pakai maupun berulang.
Plastik berbahan PC telah lama digunakan sebagai kemasan galon untuk AMDK di banyak negara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Tiongkok.
Syuhada mengatakan, galon kuat berbahan PC sangat populer karena ketahanannya terhadap perubahan suhu dan kekuatan struktural yang unggul. Ini menjadikan galon PC ideal untuk distribusi di Indonesia dengan kondisi geografis yang menantang.
“Karena, hal ini mengurangi risiko kerusakan selama pengiriman, meningkatkan efisiensi distribusi, serta memastikan air minum tetap aman dan layak konsumsi hingga sampai ke tangan konsumen,” katanya.
Selain itu, galon kuat berbahan PC juga dapat digunakan berulang kali, mendukung konservasi energi dan sumber daya, serta berkontribusi pada pengurangan emisi karbon. Penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat (LPEM) FEB UI menyatakan konsumen memilih galon kuat berbahan PC untuk meminimalkan dampak lingkungan. Tanpa galon guna ulang, 7 dari 10 konsumen akan beralih ke kemasan sekali pakai, yang berpotensi meningkatkan sampah kemasan hingga 770.000 ton per tahun dan emisi plastik sebesar 1.655.500 ton per tahun.