loading…
Pemberontak Suriah sudah tembus pinggiran ibu kota, Damaskus. Presiden Bashar al-Assad bantah telah melarikan diri. Foto/Screengrab video Sky News
Situasi itu dilaporkan kantor berita Associated Press (AP) pada Sabtu, mengutip para pemimpin oposisi dan seorang komandan “jihadis”.
Ketika para “jihadis” Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan pasukan kelompok antipemerintah lainnya bergerak ke selatan dari provinsi Aleppo dan Idlib selama seminggu terakhir, pasukan rezim Suriah telah berulang kali menarik diri dari benteng-benteng utama–termasuk Aleppo, Hama, dan beberapa kota di utara Homs–dalam upaya untuk membangun kembali garis pertahanan dan menahan para pemberontak yang maju.
Menurut laporan AP, unsur-unsur “jihadis” tampaknya menerobos garis-garis tersebut dan mencapai pinggiran Damaskus pada hari Sabtu, menandai pertama kalinya sejak 2015 mereka telah merambah ibu kota.
Sementara itu, Kantor Kepresidenan Suriah membantah rumor yang menyatakan Presiden Bashar al-Assad telah meninggalkan Damaskus.
“Beberapa media asing menyebarkan rumor dan berita palsu tentang Presiden Bashar al-Assad yang meninggalkan Damaskus, atau melakukan kunjungan singkat ke satu negara atau negara lain,” kata kantor tersebut dalam sebuah pernyataan, Minggu (8/12/2024).
“Presiden Republik Arab Suriah membantah semua rumor ini dan menunjukkan tujuan terang-terangan mereka serta menegaskan bahwa rumor tersebut bukanlah hal baru, tetapi media-media tersebut sebelumnya telah mengikuti pola upaya untuk menyesatkan dan memengaruhi negara dan masyarakat Suriah selama beberapa tahun terakhir perang,” imbuh pernyataan kantor tersebut.
“Assad masih menjalankan “tugas nasional dan konstitusionalnya dari ibu kota, Damaskus,” sambung Kantor Kepresidenan Suriah.
Dalam laporan yang bersumber anonim pada hari Jumat, The Telegraph mengeklaim bahwa keluarga Assad telah melarikan diri ke Rusia, dan bahwa tidak jelas apakah presiden sendiri akan tetap berada di Suriah.