Dulu Miskin Banget, Pedagang Kaki Lima Ini Kini Berharta Rp4,7 Triliun



loading…

Alfredo Yao, dulu pedagang kaki lima kini jadi salah satu orang terkaya di Filipina. FOTO/Ist

JAKARTA – Ketika mendengar nama Alfredo Yao , Anda cenderung akan memikirkan satu hal dan satu hal saja, yaitu Zest-O. Ini adalah merek jus terbesar di Filipina, dan dapat ditemukan di hampir setiap kotak makan siang setiap anak yang pergi ke sekolah.

Dia adalah salah satu pengusaha paling tangguh di Filipina, dan telah membangun warisannya dengan kerja keras, ketabahan, dan ketekunan, serta menunjukkan kegigihan untuk selalu menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan sesuatu.

Alfredo M. Yao lahir pada tanggal 23 November 1943 dari keluarga yang paling sederhana. Sebagai anak tertua di antara saudara-saudaranya, dia harus berkorban banyak pada usia dini.

Dia kehilangan ayahnya dan menjadi tulang punggung keluarga pada usia 12 tahun. Dia memulai bisnis percetakan pada usia 17 tahun dengan pinjaman sebesar 3.000 peso dari bank yang sekarang dikenal sebagai Bank Pembangunan Filipina.

Yao kecil tidak pernah bisa menyelesaikan sekolah, meskipun dia menginginkannya, karena dia sudah menjadi pengusaha penuh pada usia 18 tahun. Ia telah melalui masa-masa sulit, bisa dikatakan pernah menjadi pedagang kaki lima dan terkadang tidur di atas kardus di trotoar jalan.

Yao kumudian beralih ke percetakan dan pengemasan di industri minuman dengan cara yang tidak biasa. Dia kemudian belajar mencetak pembungkus melalui sepupunya, yang saat itu bekerja di sebuah percetakan. Hal ini membuka jalan baginya untuk terjun ke bisnis percetakan sehingga lahirlah Solemar Commercial Press yang diberi nama sesuai dengan nama ibunya.

Pada tahun 1979, ketika sedang melakukan perjalanan bisnis ke Eropa, ia menemukan cara baru dalam pengemasan: Doypack, sebuah tas tertutup yang terbuat dari plastik dan aluminium yang dirancang untuk berdiri tegak. Melihat potensinya, ia memasarkannya ke produsen jus lokal, tetapi tidak ada yang tertarik.

Tidak ingin membiarkan sesuatu dengan potensi sebesar ini terbuang percuma, ia mulai membuat jus sendiri di dapurnya dan mengemasnya menggunakan doypack yang ia dapatkan dari Eropa. Dia akan segera menguasai pasar minuman jus, berkat kenyamanan kemasannya.

Yao tidak pernah menghindar dari inovasi. Ketika perusahaan minumannya, Zest-O Corporation, perlahan-lahan membuat gebrakan di pasar jus, dia sudah melihat investasi potensial lainnya. Pada tahun 2008, dia meluncurkan Zest Airways dan berusaha bersaing dengan maskapai penerbangan berbiaya rendah lainnya di negara ini.



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *