Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Intercropping Padi Gogo di Lahan PSR Jadi Inovasi Indonesia Swasembada Beras



loading…

Seminar Nasional Potensi Intercropping Padi Gogo di lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras. FOTO/dok.SINDOnews

JAKARTA – Indonesia terus menghadapi tantangan besar dalam sektor pertanian di tengah perubahan iklim, gejolak ekonomi global, alih fungsi lahan dan peningkatan kebutuhan pangan akibat pertumbuhan populasi. Dalam menjawab tantangan itu, intercropping padi gogo di lahan peremajaan sawit rakyat (PSR) menjadi salah satu solusi inovatif untuk mendukung swasembada beras.

Seperti diketahui, Institut Pertanian Bogor (IPB University) telah mengembangkan varietas unggul padi gogo, yakni IPB 9 Garuda, yang memiliki produktivitas tinggi hingga 11,3 ton per hektare gabah kering panen (GKP). Ekstensifikasi lahan untuk menanam padi gogo menjadi sangat mendesak sebagai kompensasi hilangnya sawah produktif di Pulau Jawa, memenuhi kebutuhan stok beras nasional, dan memperkuat posisi Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

Di sisi lain, lahan PSR memiliki potensi besar untuk mendukung program ini, terutama pada tanaman sawit usia TBM (tanaman belum menghasilkan) hingga tiga tahun pertama. Luas PSR yang diproyeksikan mencapai 400 ribu hektare (ha) per tahun pada 2025-2031, intercropping padi gogo dapat berkontribusi pada produksi beras lebih dari 1,8 juta ton per tahun.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyampaikan, pemanfaatan lahan sawit PSR untuk intercropping padi gogo adalah inovasi strategis. Upaya ini sejalan dengan komitmen PTPN dalam mendukung swasembada pangan nasional.

Menurut Abdul Ghani, keberhasilan program ini memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk dukungan dari penyedia benih, pupuk, teknologi, hingga off-takers seperti Bulog. Selain itu, diperlukan regulasi yang memfasilitasi implementasi tanaman sela padi gogo pada lahan PSR, termasuk stabilitas harga gabah dan subsidi pupuk. Dukungan kelembagaan seperti revitalisasi koperasi petani dan legalitas lahan juga sangat penting.

“Program pendanaan melalui Dana Peremajaan Sawit Rakyat (BPDPKS) dan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga rendah akan membantu petani dalam menjalankan program ini,” jelas Ghani dalam Seminar Nasional “Potensi Intercropping Padi Gogo di lahan PSR untuk Mendukung Swasembada Beras” yang dilaksanakan kemarin di Bogor, ditulis Rabu (20/11/2024).

Pendekatan kolaboratif antara pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mencapai keberhasilan program intercropping padi gogo juga sangat ditekankan. Dukungan yang solid dari semua pihak diharapkan dapat mendorong swasembada pangan berkelanjutan, sekaligus mengoptimalkan potensi besar lahan PSR untuk masa depan pertanian Indonesia.

(nng)



You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *